Happiness

John Henry King

Abstract


A Christian is called to live in a consumer oriented world that is governed more by greed and pleasure than principle. Since the end of World War 1 civilized individuals have wanted the return of the “golden twenties” because any trust in God has culturally been replaced with a sense that no one can rely on anyone except themselves. This is a search for happiness that leads nowhere. Christians must be awake and alert to avoid being sidetracked (one word for sin means to fall from the path) into carnal thinking and carnal interests. This article was written in the hopes that believers will take serious their social surroundings and the world they are called to witness in and take steps to keep their witness pure, not alloyed with what at first seems like innocent fun, the amusements of the time. Too many believers have no real understanding of carnality, the deceiver that Eve knew in the garden continues to this day to spin evil into golden strands of fun. We need the Holy Spirit to teach us the difference between righteousness and sin which is what He came to do. Seek the Lord, let Him refill you daily with His Spirit so that your discernment will be sharp and you can enjoy true happiness in Him.

 

Seorang Kristen dipanggil untuk hidup dalam dunia yang berorientasi pada konsumen yang lebih diatur oleh keserakahan dan kesenangan daripada prinsip. Sejak akhir Perang Dunia 1, orang-orang beradab menginginkan kembalinya "masa 20-an emas" karena kepercayaan apa pun kepada Tuhan secara budaya telah digantikan dengan perasaan bahwa tidak ada yang bisa mengandalkan siapa pun kecuali diri mereka sendiri. Ini adalah pencarian kebahagiaan yang tidak mengarah ke mana-mana. Orang Kristen harus terjaga dan waspada agar tidak teralihkan (satu kata untuk dosa berarti jatuh dari jalan) ke dalam pemikiran duniawi dan kepentingan duniawi. Artikel ini ditulis dengan harapan bahwa orang percaya akan menganggap serius lingkungan sosial mereka dan dunia tempat mereka dipanggil untuk bersaksi dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesaksian mereka murni, tidak dicampur dengan apa yang pada awalnya tampak seperti kesenangan yang tidak bersalah, hiburan saat itu. Terlalu banyak orang percaya yang tidak memiliki pemahaman yang nyata tentang kedagingan, penipu yang Hawa kenal di taman terus memutar kejahatan menjadi untaian emas kesenangan hingga hari ini. Kita membutuhkan Roh Kudus untuk mengajar kita perbedaan antara kebenaran dan dosa untuk apa Dia datang. Carilah Tuhan, biarkan Dia mengisi Anda setiap hari dengan Roh-Nya sehingga ketajaman Anda akan tajam dan Anda dapat menikmati kebahagiaan sejati di dalam Dia.


Keywords


Happiness, believer, kebahagiaan, orang percaya

Full Text:

PDF PDF

References


Carter, Phipps. Evolutionaries: Unlocking the Spiritual and Cultural Potential of Science’s Greatest Idea Paperback. New York: Harper Perennial, 2012.

Goldman, Eric F. Rendezvous with Destiny: A History of Modern American Reform. New York: Vintage Books, 1956.

Griffin, Joe, and Ivan Tyrrell. Human Givens: The New Approach to Emotional Health and Clear Thinking. East Sussex: Human Givens Publishing Ltd., 2013.

Sheen, Fulton. “The Beatitudes and the Cross.” EWTN - Global Catholic Network. https://www.ewtn.com/catholicism/library/beatitudes-and-the-cross-12009.

Ward, Graham. Postmodern Theology. Manchester: Blackwell Publishing Ltd, 2008.

“Postmodernism.” https://www.pbs.org/faithandreason/gengloss/postm-body.html.




DOI: https://doi.org/10.54403/rjtpi.v2i1.35

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia

Indexed by:

             

Published by: Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Institution Website: http://pspindonesia.org/
Address: 
Perum Puri Bengawan Indah Jl. Karandan Rt.007 Rw.005, Joyontakan, Serengan, Surakarta

e-jurnal Website: http://ojs.pspindonesia.org/index.php/JPI/index

e-ISSN: 2797-7676 p-ISSN: 2797-717X