Peran Amanat Agung Terhadap Penyembah Watu Pinawetengan

Frischo Ridhoi Taogan, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto

Abstract


Minahasa is one of the ethnic groups in North Sulawesi. Christians are the majority in the area. Along with the development of Christianity in Minahasa, it did not make the indigenous religious culture erased. One of the concerns is the ritual carried out at Watu Pinawetengan called "Kampetan". The ritual has a high appeal, because the ceremony is carried out by means of prayer, reading the Bible, there is a dance and the climax is where the ritual leader or ritual participant is possessed by ancestral spirits and speaks in the original Minahasa language, and someone else translates. The purpose of this ritual is the preservation of local culture, but the other purpose of the participants is to respect/worship and ask for protection to the ancestors. So in the ritual they wait for instructions from their ancestors to be obeyed and hope for healing in the ritual. Therefore, the church must be responsible for designing the structure of evangelism to them. The role of the church through the great mandate of Jesus Christ must be seen in this case. Therefore, the author uses a theological research method with a literature study model and examines Bible verses with the Hermeneutic Word Study model in Matthew 28:19-20 so that research results are obtained based on an analysis of existing data that the church must play a role through the role of the Great Commission in ministry to worshipers at Watu Pinawetengan yang inclined towards animism and syncretism. Worshiping ancestors is an act that violates God's law.

 

Minahasa merupakan salah satu etnis di Sulawesi utara.  Pemeluk agama Kristen merupakan kaum mayoritas di daerah tersebut.  Seiring dengan perkembangan kekristenan di Minahasa, ternyata tidak membuat budaya agama pribumi terhapus.  Salah satu yang menjadi perhatian adalah ritual yang dilaksanakan di Watu Pinawetengan yang disebut “Kampetan”.  Ritual tersebut mempunyai daya tarik yang tinggi, karena upacara yang dilakukan dilaksanakan dengan cara berdoa, membaca alkitab, ada tarian dan puncaknya adalah dimana pemimpin ritual atau peserta ritual ada yang dirasuki roh leluhur dan berbicara dalam bahasa asli Minahasa, serta seorang yang lain menerjemahkan.  Tujuan ritual ini adalah pelestarian budaya lokal, tetapi tujuan lainnya dari para peserta adalah sebagai penghormatan/ penyembahan serta memohon perlindungan kepada leluhur.  Sehingga dalam ritual tersebut mereka menantikan instruksi-instruksi dari leluhur untuk ditaati dan berharap kesembuhan dalam ritual tersebut.  Oleh sebab itu, gereja harus bertanggung jawab untuk merancang bangun pewartaan injil kepada mereka.  Peran gereja melalui mandat agung Yesus Kristus harus terlihat dalam kasus ini.  Oleh sebab itu, penulis menggunakan metode penelitian teologis dengan model studi pustaka dan mengkaji ayat Alkitab dengan model Hermeneutika Studi Kata dalam nats Matius 28:19-20 sehingga diperolehlah hasil riset berdasarkan Analisa data yang ada bahwasannya gereja harus berperan melalui peran Amanat Agung dalam pelayanan terhadap penyembah di Watu Pinawetengan yang cenderung ke animisme dan sinkritisme.  Penyembahan kepada leluhur merupakan tindakan yang menyalahi hukum Allah.


Keywords


Watu Pinawetengan, Minahasa, Animisme, Amanat agung, Watu Pinawetengan, Minahasa, Animism, Great Commission

Full Text:

PDF

References


Gerri Tedja Sukmana, Daniel, Aji Suseno, Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia, and Jawa Tengah. “Penginjilan Dalam Konteks Pendidikan Agama Kristen Di Tengah Masyarakat Majemuk.” DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen 3, no. 2 (2020): 72–83. https://journal.stipakdh.ac.id/index.php/didaktikos/article/view/43.

Hartono, Handreas. “Mengaktualisasikan Amanat Agung Matius 28:19-20 Dalam Konteks Era Digital.” Kurios 4, no. 2 (2018): 157. https://doi.org/10.30995/kur.v4i2.87.

Hill, Andrew E, and John H Walton. Survey Perjanjian Lama. 6th ed. Malang: Penerbit Gandum Mas, 2008.

Holladay. “Hebrew and Aramaic Lexicon of the OT (HOL).” Bible Works LLC, 2015.

Hutagalung, Patrecia. “Pemuridan Sebagai Mandat Misi Menurut Matius 28:18-20.” Pengarah: Jurnal Teologi Kristen 2, no. 1 (2020): 64–76. https://doi.org/10.36270/pengarah.v2i1.22.

Intarti, Ester, Kaleb Samalinggai, Devi Setiawati, and Noh Boiliu. “Implementasi Hukum Dan Kalimat Hukum Dalam Pendidikan Kristen.” JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN 13 (2020). https://doi.org/10.33541/jdp.v13i2.1725.

Jones, Hywel R. Tafsiran Alkitab Masa Kini 1. 15 Maret 2. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2015.

Keener, Craig S. The IVP Bible Background Commentary: New Testament. InterVarsity Press, 2014. https://doi.org/10.2307/3210454.

P4MRI Universitas Negeri Manado. “Legenda Watu Pinawetengan,” n.d. https://p4mriunima.wordpress.com/cerita-rakyat/legenda-watu-pinawetengan/.

Mangkey, Stanislaus, Jefry Herry Tamboto, Conny Renny Lasut, and Orestis Soidi. “Kebudayaan Minahasa: Kajian Etnolinguistik Tentang Konstruk Nilai Budaya Lokal Menghadapi Persaingan Global.” Interlingua 4 (2010).

Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. Kelima. Malang: Penerbit Gandum Mas, 2014.

Oroh, Fary SJ. 9 Alasan Kenapa Penguasa Dinasti Han Bukan Leluhur Minahasa. Daun Ilalang Publisher, 2020.

Peters, George W. A Biblical Theology of Missions. Pertama. Malang: Penerbit Gandum Mas, 2006.

Pinontoan, Denni H. R. “Menuju Teologi Identitas.” Indonesian Journal of Theology 3, no. 1 (September 10, 2015): 1–34. https://doi.org/10.46567/ijt.v3i1.63.

Piper, John. God Is the Gospel. Pertama. Malang: Literatur SAAT, 2014.

Ruauw, Andreas. “Mari Kenal Sejarah Watu Pinawetengan, Ritual Dan Budayanya Masih Dipertahankan.” https://manado.tribunnews.com/, 2019. https://manado.tribunnews.com/2019/07/24/mari-kenal-sejarah-watu-pinawetengan-ritual-dan-budayanya-masih-dipertahankan.

Runturambi, A Josias Simon. “Makna Kejahatan Dan Perilaku Menyimpang Dalam.” Antropologi Indonesia, no. 2 (2017).

Shipman, michael K. Amat Agung Karya Kerasulan Kuno Dan Kini. Rahayu grup, 2011.

Sianipar, Henny Debora, and Melianus Kakiay. “Kecemburuan Allah Terhadap Penyembahan Berhala Dan Patung Menurut Keluaran 20:4.” Journal of Religious and Socio-Cultural 1 (2020).

Sondopen, Dorce. “Relasi Antara Penginjilan Dan Pemuridan Untuk Pertumbuhan Gereja.” Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, Dan Pendidikan 3, no. 2 (2019): 95–105. https://doi.org/10.51730/ed.v3i2.18.

Sriwigati, Wiwik, and Nasrullah Azis. “Jejak Kubur Di Minahasa, Bolaang Mongondow, Dan Kepulauan Sangihe; Tinjauan Persebaran Budaya Megalitik Di Sulawesi Utara.” Tumotowa 2, no. 2 (2019). https://doi.org/10.24832/tmt.v2i2.34.

Syamsidar. Arsitektur Tradisional Daerah Sulawesi Utara. Jakarta: Direktorat Jendral Kebudayaan, 1991.

Totabuan News, Redaksi. “Legenda Batu Pinabetengan Di Tanah Malesung.” https://totabuan.news/, 2020. https://totabuan.news/sejarah/legenda-batu-pinabetengan-di-tanah-malesung/.

Tumbelaka, Gratciadeo, Izak Y. M. Lattu, and David Samiyono. “Negosiasi Identitas Kekristenan Dalam Ritual Kampetan Di Watu Pinawetengan Minahasa.” Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) 6, no. 1 (April 29, 2020): 1. https://doi.org/10.24114/antro.v6i1.15855.

Turang, J. Profil Kebudayaan Minahasa. Tomohon, 1997.

Wolf, Herbert. Pengenalan Pentateukh. 2nd ed. Malang: Penerbit Gandum Mas, 2004.

Zaluchu, Sonny Eli. “Metode Penelitian Di Dalam Manuskrip Jurnal Ilmiah Keagamaan.” Jurnal Teologi Berita Hidup 3, no. 2 (2021). https://doi.org/10.38189/jtbh.v3i2.93.




DOI: https://doi.org/10.54403/rjtpi.v2i1.36

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia

Indexed by:

             

Published by: Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Institution Website: http://pspindonesia.org/
Address: 
Perum Puri Bengawan Indah Jl. Karandan Rt.007 Rw.005, Joyontakan, Serengan, Surakarta

e-jurnal Website: http://ojs.pspindonesia.org/index.php/JPI/index

e-ISSN: 2797-7676 p-ISSN: 2797-717X